ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME
BAB I
RINGKASAN MATERI
Essensialisme
suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan
sebagai suatu kritik terhadap trend-trend progreif di sekolah-sekolah.
Essensialisme, berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti
pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-sekolah dalam suatu
cara yang sistematik dan berdisiplin. Essensialisme menekankan pada apa
yang mendukung pengetahuan dan keterampilan yang diyakini penting yang
harus diketahui oleh para anggota masyarakat yang produktif.
Essensialisme,
sepertihalnya perenialisme dan progresivisme bukan merupakan suatu
aliran filsafat tersendiri, yang mendirikan suatu bangunan filsafat,
malainkan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes terhadap
pendidikan progresivisme. Essensialisme mengadakan protes tersebut tidak
menolak atau menentang secara keseluruhan pandangan progresivisme
seperti halnya yang dilakukan perenislisme.
Dua
aliran filsafat –idealisme dan realisme – yang membentuk corak
essensialisme sebagai pendukung essensialisme, akan tetapi tidak lebur
menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya
masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ONTOLOGI
Sifat
yang menonjol dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsi bahwa
dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur dunia
beserta isinya dengan tiada cela pula. Ini berarti bahwa bagaimanapun
bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan
dengan tata cara tersebut.
Tujuan
umum aliran esensialisme adalah membentuk kebahagiaan dunia dan
akherat. Isi pengetahuannya mencakup, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia. Dan dalam perkembangannya, kurikulum
esensialisme menerapkan berbagai pola idealisme, realisme dan
sebagainya.
Uraian mengenai penjabaran menurut realisme dan esensialisme ialah:
- Realisme mendukung essensialisme yang disebut realisme objektif karena memiliki pandangan yang sitematis mengenai alam serta tempat manusia didalamnya.
- Idealisme objektif mempunyai pandangan kosmis yang lebih optimis dibandingkan dengan realisme objektif. Maksudnya adalah bahwa pandangan-pandangannya bersifat menyeluruh yang boleh dikatakan meliputi segala sesuatu. Dengan landasan pikiran bahwa totalitas dalam alam semesta ini pada hakekatnya adalah jiwa atau spirit, idealisme menetapkan suatu pendirian bahwa segala sesuatu yang ada ini adalah nyata.
Ciri
lain mengenai penafsiran idealisme tentang sistem dunia tersimpul dalam
pengertian-pengertian makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos
menunjukkan kepada keseluruhan alam semesta dalam arti susunan dan
kesatuan kosmis. Mikrokosmos menunjukkan kepada fakta tunggal pada
tingkat manusia. Manusia sebagai individu, jasmani dan rohani adalah
mahkluk yang semua tata cara kesatuannya merupakan bagian yang tiada
terpisahkan dari alam semesta. Pengertian tentang makrokosmos dan
mikrokosmios ini merupakan dasar pengertian mengenai hubungan antara
Tuhan dan manusia.
B. EPISTIMOLOGI
Pada
kacamata realisme masalah pengetahuan ini, manusia adalah sasaran
pandangan dengan penelaan bahwa manusia perlu dipandang sebagai mahluk
yang padanya berlaku hukum-hukum yang mekanistik evolusionistis.
Sedangkan menurut idealisme, pandangan mengenai pengetahuan ini
bersendikan pada pengertian bahwa manusia adalah mahluk yang adanya
merupakan refleksi dari Tuhan dan yang timbul dari hubungan antara
makrokosmos dan mikrokosmos.
1. Kontraversi Jasmaniah Rohaniah
1. Kontraversi Jasmaniah Rohaniah
2. Pendekatan Idealisme pada Pengetahuan
a. Kita hanya mengerti rohani kita sendiri, tetapi pengertian ini memberi kesadaran untuk mengerti realita yang lain.
b. Menurut
T. H Green, approach personalisme itu hanya melalui introspeksi.
Padahal manusia tidak mungkin mengetahui sesuatu hanya dengan kesadaran
jiwa tanpa adanya pengamatan. Oleh sebab itu pengalaman mental pasti
melalui refleksi antara macam-macam pengalaman.
c. Dalam
filsafat religious yang modern, ada teori yang mengatakan bahwa apa
yang dimengerti tentang sesuatu ialah karena resonansi dengan Tuhan.
3. Pendekatan Realisme pada Pengetahuan, Ada beberapa pendekatan realisme pada pengetahuan, yakni;
a. Menurut Teori Asosiasinisme
Pikiran
atau ide-ide (teori ini dipengaruhi oleh filsafat empirisme John Locke)
serta isi jiwa terbentuk dari asosiasi unsur-unsur yang berupa
kesan-kesan yang berasal dari pengamatan. Kesan-kesan tersebut juga
disebut tanggapan yang dapat diumpamakan sebagai atom-atom dari jiwa.
b. Menurut Teori Behaviorisme
Behaviorisme
beranggapan bahwa tingkah laku sebagai istilah dasar yang menunjuk pada
hidup mental, sebab manusia sebagai suatu organisme adalah totalitas
mekanisme biologis. Dengan demikian untuk mengetahui atau memahami sikap
hidup mental seseorang maka kita harus memahami organisme.
c. Menurut Teori Koneksionisme
Koneksionisme
mempunyai konsep-konsep yang bersifat meningkatkan pandangan dari
behaviorisme, karena dikatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu
membentuk tata jawaban (pattern of respons) dengan jalan memperkuat atau
memperlemah hubungan antara (conecctions between) stimulus dan respons.
Sehingga terjadi gabungan-gabungan hubungan stimulus dan respon yang
akhirnya menunjukkan kualitas tinggi-rendah atau kuat-lemah.
4. Tipe Epistemologi Realisme
Ada dua tipe epistemologi realisme, yaitu;
a. Neorealisme
Neorealisme
secara psikologis lebih erat dengan behaviorisme. Baginya pengetahuan
diterima ditangkap langsung oleh pikiran dunia realita. Oleh karena itu
neorasionslisme menafsirkan badan sebagai respon khusus yang berasal
dari luar dengan sedikit atau tanpa adanya proses intelek.
b. Critical Realisme
Aliran ini menyatakan bahwa media antara intelek dengan realitas adalah seberkas penginderaan dan pengamatan.
C. AXIOLOGI
Pandangan
Aksiologi sangat dipegaruhi oleh ontologi dan epistemologi. Terhadap
aliran ini nilai-nilai tergantung pada pandangan idealisme dan realisme
sebab sebagaimana yang telah kita ketahui di atas bahwa esensialisme
terbertuk dari kedua aliran tersebut.
1. Teori Nilai Menurut Idealisme
Menurut
idealisme bahwa sikap, tingkah laku dan ekspresi perasaan juga
mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk. Penganut idealisme
berpegang bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu
seseorang dikatakan baik jika banyak interaktif berada didalam dan
melaksanakan hukum-hukum itu.
2. Teori Nilai Menurut Realisme
Menurut
realisme, kualitas nilai tidak dapat ditentukan secara konseptual,
melainkan tergantung dari apa atau bagaimana keadaannya bisa
dihayatioleh subjek tertentu dan selanjutnya akan tergantung pula dari
sikap subjek tersebut. Teori lain yang muncul dari realisme disebut
determinismetis. Dikatakan bahwa semua yang ada dalam alam ini, termasuk
manusia, mempunyai hubungan hingga merupakan rantai sebab akibat.
Pandangan
mengenai pendidikan yang diutarakan disini bersifat umum, simplikatif
dan selektif dengan maksud agar semata-mata dapat memberikan gambaran
mengenai bagian-bagian utama dari esensialisme. Di samping itu karena
tidak setiap filsuf midealis atau realis mempunyai paham esensialistis
yang sistematis, maka uraian ini bersifat eklektis.
Essensialisme
timbul karena adanya tantangan mengenai perlunya usaha emansipasi diri
sendiri. usaha ini diisi dengan pandangan-pandangan yang bersifat
menanggapi hidup yang mengarah pada kedunian, ilmiah dan teknologi. Oleh
karena terasaskan adanya saingan dari progresivisme, maka pada sekitar
tahun 1930 timbul organisasi yang bernama Essentialist Committee for the
Advancement of Education. Dengan timbulnya komite ini
pandangan-pandangan esensialisme mulai diketengahkan dalam dunia
pendidikan.
Dalam
idealisme yang dititikberatkan ada pada aku. Sehingga bila seseorang
itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri, terus
bergerak keluar untuk memahami dunia objektif. Dari mikrokosmos menuju
makrokosmos. Hal ini berlandaskan pada pandangan Imanuel Khant
(1724-1804), yang mengatakan bahwa, segala pengetahuan yang dicapai oleh
manusia melalui indera memerlukan unsur apriori, yang tidak didahului
oleh pengalaman lebih dahulu. Dengan mengambil landasan pikir tesebut
belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada sendirinya
sebagai substansi spritual. Jiwa membina dan menciptakan diri sendiri.
Pandangan
realisme mengenai belajar, tercermin antara lain pada pandangan
ahli-ahli psikologi, seperti; Edward L, Thorndike pendukung aliran
koneksionisme.
Dengan
demikian pandangan-pandangan realisme mengenai pendidikan mencerminkan
dua jenis determinasi mutlak dan determinasi terbatas;
1. Determinisme
Mutlak, menunjukkan bahwa belajar adalah mengenal hal-hal yang tidak
dapat dihalang-halangi adanya, jadi harus ada yang bersama-sama
membentuk dunia ini.
2. Determinisme
Terbatas, memberikan gambaran kurangnya sifat pasif mengenai belajar.
Bahwa meskipun pengenalan terhadap hal-hal yang kuantitatif didunia ini
tidak berarti dimungkinkan adanya penguasaan terhadap mereka, namun
kemampuan akan pengawasan diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN
Essensialisme
suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan
sebagai suatu kritik terhadap trend-trend progreif di sekolah-sekolah.
Essensialisme, berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti
pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-sekolah dalam suatu
cara yang sistematik dan berdisiplin. Essensialisme menekankan pada apa
yang mendukung pengetahuan dan keterampilan yang diyakini penting yang
harus diketahui oleh para anggota masyarakat yang produktif. Tujuan umum
aliran esensialisme adalah membentuk kebahagiaan dunia dan akherat. Isi
pengetahuannya mencakup, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia. Dan dalam perkembangannya, kurikulum
esensialisme menerapkan berbagai pola idealisme, realisme dan
sebagainya.
Pada
kacamata realisme masalah pengetahuan ini, manusia adalah sasaran
pandangan dengan penelaan bahwa manusia perlu dipandang sebagai mahluk
yang padanya berlaku hukum-hukum yang mekanistik evolusionistis.
Sedangkan menurut idealisme, pandangan mengenai pengetahuan ini
bersendikan pada pengertian bahwa manusia adalah mahluk yang adanya
merupakan refleksi dari Tuhan dan yang timbul dari hubungan antara
makrokosmos dan mikrokosmos. Pandangan Aksiologi sangat dipegaruhi oleh
ontologi dan epistemologi. Terhadap aliran ini nilai-nilai tergantung
pada pandangan idealisme dan realisme sebab sebagaimana yang telah kita
ketahui di atas bahwa esensialisme terbertuk dari kedua aliran tersebut.
DAFTAR BACAAN
Bakry, Hasbullah, Sitematik Filsafat (Widjaya, Yogyakarta, 1970).
Idris, H. Sahara dan Jamal, H Lisman, Pengantar Pendidikan (Grasindo, 1992)
Sumitro, Dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta
Murtiningsih, Siti, Pendidikan Alat Perlawanan, Resist Book, 2004
Sadullah, Uyah. Drs, Pengantar Filsafat Pendidikan (Alfabet, Yogyakarta 2004)
Sumitro, Dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta
Murtiningsih, Siti, Pendidikan Alat Perlawanan, Resist Book, 2004
Sadullah, Uyah. Drs, Pengantar Filsafat Pendidikan (Alfabet, Yogyakarta 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar