Sebagai ilmu, pendidikan Islam
bertugas untuk memberikan penganalisaan secara mendalam dan terinci tentang
problema-problema kependidikan Islam sampai kepada penyelesaiannya. Pendidikan
Islam sebagai ilmu, tidak melandasi tugasnya pada teori-teori saja, akan tetapi
memperhatikan juga fakta-fakta empiris atau praktis yang berlangsung dalam
masyarakat sebagai bahan analisa.
Oleh sebab itu, masalah
pendidikan akan dapat diselasaikan bilamana didasarkan keterkaitan hubungan
antara teori dan praktek, karena pendidikan akan mampu berkembang bilamana
benar-benar terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat. Antara pendidikan dan
masyarakat selalu terjadi interaksi (saling mempengaruhi) atau saling
mengembangkan sehingga satu sama lain dapat mendorong perkembangan untuk
memperkokoh posisi dan fungsi serta idealisasi kehidupannya. Ia memerlukan
landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan
sistematis tentang hakikat yang ada dibalik masalah pendidikan yang dihadapi.
Dengan demikian filsafat
pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang
hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan. Selanjutnya, tugas
filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan
spekulatif) secara mendalam dan memdasar melalui proses pemikiran yang
sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup
dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar yang
berintikan kepada “trichotomi” (tiga kekuatan rohani pokok) yang
berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia (natropologi centra) yang meliputi:
(1) Induvidualisme (2) Sosialitas (3) Moralitas.
Ketiga kemampuan tersebut
berkembang dalam pola hubungan tiga arah yang kita namakan dengan “trilogi
hubungan” pengimplementasinya berupa:
1.
Hubungan dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk
ciptaan-Nya.
2.
Hubungan dengan masyarakat karena ia sebagai
masyarakat.
3.
Hubungan dengan alam sekitar karena ia makhluk
Allah yang harus mengelola, mengatur, memanfaatkan kekayaan alam sekitar yang
terdapat diatas, di bawah dan di dalam perut bumi ini.
Kesimpulannya, diantara tugas
filsafat antara lain termasuk melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis
(bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses pemikiran yang
sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup
dan kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar